Aogashima, Peradaban Di Tengah Kawah Gunung Berapi



"Aogashima" adalah pulau dengan gunung api aktif yang terletak di laut Filiphina, pulau ini masih menjadi bagian dari Tokyo dan berjarak 358km selatan Tokyo dan 64km ke selatan Hachijo-jima, pulau ini adalah pulau paling selatan dan terisolasi di Jepang.
Desa Aogashima di kelola di bawah sub-prefektur Hachijo, Tokyo. Pulau ini memiliki luas daerah 8,75km2 dan pada sensus penduduk tahun 2014 Desa Aogashima di tempati oleh 170 penduduk, Aogashima juga menjadi bagian dari Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu.


Aogashima adalah salah satu pulau misterius dengan pemandangan alam yang indah dengan kawah gunung sepanjang 3,5km dan lebar 2,5km yang terbentuk dari sisa-sisa kaldera. Pulau ini di kelilingin oleh tebing yang terjal dan curam yang terbentuk dari endapan aktifitas vuklanik. Gunung api ini masih aktif hingga saat ini, dan oleh Badan Meteorologi Jepang pulai ini di kategorikan dengan gunung api kelas-C karena belum menunjukan aktifitas vuklanis lagi sejak letusan terakhir terjadi di tahun 1781-1785 lalu.

Kehidupan penduduk di Pulau Aogashima bisa dibilang jauh dari kata modern di karenakan lokasi yang jauh dari pusat kota Tokyo. Mayoritas penduduk di sini adalah petani sayur dan garam, di pulau ini juga terdapat pabrik garam "Hingya Salt" yang merupakan hasil ekspor utama dari pulau ini. Garam di pulau ini di produksi dengan cara memanaskan air laut dengan memanfaatkan uap alami dari lubang sembur vulkanik di pulau ini. Penduduk disana masih memanfaatkan energi panas alami hingga saat ini seperti memasak dan memanfaatkan nya untuk wisata air panas dan spa.
Di ujung utara pulau ini terdapat Oyama Prospect Park dimana ini adalah spot view terbaik yang ada di pulau ini, anda dapat melihat seluruh pulau dengan pemandangan 360 derajat yang dapat di manfaatkan untuk melihat langit malam di Aogashima. 






Di pulau ini hanya terdapat satu kantor pos dan satu sekolah saja.





Untuk soal keindahan alam, Pulau Aogashima adalah yang nomer 1. Tapi yang menjadi kekurangan dari pulau ini adalah akses menuju ke pulau ini. Di karenakan tidak ada transportasi langsung dari pusat kota menuju ke pulau ini, anda harus menuju hachijojima terlebih dahulu dan memilih alat transportasi apa yang akan anda gunakan untuk menuju pulau ini.

Hachijojima ke Aogashima :
Alat Transportasi : Kapal Feri
Nama Kapal : Aogashimamaru
Kedatangan/Titik Keberangkatan di Hachijojima : Port Shinani 7-8 menit dengan taksi dari Bandara Hachijojima
Kedatangan/Titik Keberangkatan di Aogashima : Port Sanpou
Tidak perlu reservasi terlebih dahulu, cukup melihat jadwal keberangkatan.
Biaya Tiket Kapal Feri : 1300Yen per orang (harga mungkin berubah di setiap bulan)
Catatan: Kapal mungkin tida bisa memberangkat kan wisatawan setiap hari di karenakan faktor cuaca, kapal pertama akan berangkat pukul 07.00. Kapal hanya memberangkatkan mungkin hanya 4 hari dalam seminggu dan hari minggu tidak ada jadwal keberangkatan ke Aogashima.

Alat Transportasi : Helikopter
Type Helikopter : Helikopter sedang dengan 9 kursi penumpang
Lama Perjalanan : 20 Menit perjalanan udara
Jadwal Penerbangan 
Berangkat 9.20 dari Hachijojima, tiba 9.40 di Aogashima
Berangkat 9.45 dari Aogashima, tiba 10.05 di Hachijojima
Biaya : Dewasa (12thn lebih) 11,530 yen , Anak-anak (11th kebawah) 8,070Yen. (harga pada bulan Juni 2015)
Untuk keberangkatan menggunakan jalur udara anda di haruskan memesan kursi terlebih dahulu (1-4 Minggu sebelum keberangkatan) dan berada di titik keberangkatan awal 60 menit lebih awal.
Untuk pemesanan : +81 4996-2-52222 (9.00-16.00 Minggu tutup)
Catatan: Harga dapat berubah sewaktu-waktu dan hanya ada 1 penerbangan perhari.


 Saat anda ingin liburan ke Desa Aogashima mungkin anda berpikir dimana saya akan tinggal? Apakah ada hotel di tempat terpencil? Hotel memang tidak ada di pulau ini tapi jangan kawathir, di pulau ini terdapat 5 penginapan yang siap di sewakan untuk anda dengan biaya mulai 4000yen /malam/orang tanpa ada sarapan atau 7500-9500 yen permalam dengan mendapatkan 3 kali makan (pagi, siang, malam). Untuk menyewa penginapan ini anda tidak perlu melakukan reservasi terlebih dahulu karena anda mungkin akan jarang menemukan wisatawan asing yang berkunjung ke pulau ini kecuali warga lokal. Jika menurut anda biaya menyewa penginapan itu mahal, mungkin anda bisa memanfaatkan spot kemah yang di sediakan dengan gratis, tapi anda di haruskan mengisi formulir aplikasi yang ada di pelabuhan/heliport lalu menyerahkan di kantor desa setempat. Pastikan berat peralatan kemah anda tidak melebihi batas berat yang di tentukan atau anda di wajibkan membayar denda/biaya tambahan untuk kelebihan berat bawaan.


 Untuk yang lebih suka tinggal di alam terbuka, mungkin kemah adalah pilihan terbaik untuk menghabiskan waktu liburan di Aogashima. Tapi sebelum anda menuju spot kemah anda sebaiknya membawa beberapa botol air minum yang dapat di beli di pertokoan desa karena di sana anda tidak dapat menemukan air kran yang bisa langsung di minum. Untuk berkemah sebaiknya pada saat musim panas karena pada saat malam hari anda dapat melihat pemandangan langit malam yang indah di Aogashima.



Di Aogashima juga terdapat beberapa restoran dan kedai minuman yang menyajikan minuman khas dari Aogashima. Aochu adalah minuman khas yang hampir di jual di setiap restoran atau kedai minum di Aogashima. Aochu dibuat dari sulingan kentang manis dan gandum yang di buat dengan cara tradisional sehingga tidak dapat memproduksi Aochu dalam skala besar.




Tips untuk liburan ke Aogashima :
1. Lebih baik anda menggunakan transportasi udara jika ingin ke Aogashima karena ombak laut menuju Aoashima cukup besar. Keberangkatan kapal laut sering di batalkan akibat tingginya gelombang laut.
2. Anda bisa mendapatkan update terbaru, kupon, dan pemberitahuan waktu yang tepat untuk berlibur di Akun Twitter Aogashima
 
Mungkin sekian bahasan tentang pulau paling selatan di Jepang ini. Jadi, apakah kalin berminat untuk berwisata alam ke Aogashima ini? Terima kasih sudah membaca artikel ini dan berkunjung.

sumber : Aogashima Village

Related Posts:

0 Response to "Aogashima, Peradaban Di Tengah Kawah Gunung Berapi"

Post a Comment